Gengges Foto sama pengantinnya
Minggu, 30 November 2014
Tujuan Pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan
tidak akan mempunayi arti apa-apa. Ibarat seseorang yang berpergian tak tentu
arah maka hasilnya pu tak lebih dari pengalaman selama perjalanan.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar
dan jelas memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapanya ia tak
kehilangan arah dan pijakan . Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam
pendidikan. Sebab, tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan
menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan biasa sesat atau salah langkah, oleh
karena itu perumusan tujuan dengan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran
pedagogis dan perenungan filosofis
Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu
penting, disebabkan karena secara implisit dan eksplisit didalamnya terkandung
hal-hal yang sangat asasi, Yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikan,
Lembaga penyelenggaraan pendidikan, dan Negara, dimana pendidikan itu
dilaksanakan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Tujuan
pendidikan islam?
2. Sebutkan fungsi tujuan pendidikan
islam?
3. Apa saja tahap-tahap tujuan pendidikan
islam?
4. Apa saja yang termasuk dalam
aspek-aspek tujuan pendidikan islam?
5. Apakah Ranah tujuan dari pendidikan
islam?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk
memberikan infornasi tentang Tujuan Pendidikan Islam. Makalah ini juga
bertujuan untuk proses pembelajaran di dalam kelas untuk mendukung penyerapan
informasi sebanyak-banyaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tujuan
Istilah
tujuan atau sasaran atau maksud, dalam bahasa Arab dinyatakan dengan ghayat
atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah tujuan
dinyatakan dengan goal atau purpose atau objective atau aim. Secara umum
istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu perbuatan
atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas. [1]
Beberapa
tokoh yang mengemukakan pengertian tujuan adalah :
1. Zakiah
Daradjat
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu
usaha atau kegiatan selesai. [2]
2. H.M.
Arifin
Tujuan bisa jadi menunjukkan futuritas yang terletak suatu
jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses
tertentu.
As-Syaibany,
mengemukakan pula istilah matlamat, ramalan, hasil, keinginan, nilai-nilai, dan
hubunganny, yakni :[3]
1. Hubungan
tujuan dengan tanda-tanda, adalah hubungan perserupaan atau persamaan dalam
makna, tempat pencapaian tujuan, dan tanda menghendaki perencanaan dan usaha
yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang berkaitan antara satu dengan
lainnya. Dengan demikian, tujuan dan tanda adalah akhir suatu proses, dan
proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir itu ditentukan oleh
langkah-langkah yang bertalian satu dengan yang lain, lengkap-melengkapi, yang
satu mengikuti yang lain dengan teraturunutk mencapai matlamat (tanda-tanda).
2. Hubungan
tujuan dengan ramalan, adalah sebuah istilah yang mempunyai pengertian berbeda.
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan
ramalan adalah sesuatu yang diharapkan terjadinya oleh institusi pendidkan.
3. Istilah
tujuan dan hasil, adalah jika tujuan merupakan akhir dari suatu usaha yang
disengaja, teratur, dan tersusun, maka hasil tidaklah merupakan penghabisan
yang pasti dari serentetan langkah-langkah yang berkaitan satu sama lain.
Hubungan keduanya adalah terletak pada sifatnya, yaitu keinginan itu mudah
berubah, sedangkan tujuan adalah lebih tetap adanya.
4. Hubungan
tujuan dengan nilai-nilai, dapat dianggap tujuan pendidikan itu sebagai
nilai-nilai yang disukai untuk melaksanaknnya. Dan masalah tujuan dalam
pendidikan merupakan masalah nilai, itu karena pendidikan mengandung pilihan
bagi anak, kemana perkembangan murid-murid menuju.pilihan ini sudah tentu
berkaitan rapat dengan nilai-nilai yang mengandung pengutamaan dan pembedaan
terhadap beberapa nilai dan sumber atas yang lainya.
B. Fungsi Tujuan
Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan
dan saripati dari seluruh ruangan pedagosis. Oleh karena itu suatu rumusan
tujuan pendidikan akan tepat bila sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai
suatu usaha pasti mengalami permulaan dan mengalami kesudahannya. Adapula usaha
terhenti karena sesuatu kendala sebelum mencapai tujuan, tetapi usaha tersebut
belum dapat dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir kalau
tujuan akhir telah tercapai. Sehubungan dengan ini A.D. Marimba menyatakan,
fungsi tujuan adalah pertama, sebagai standar mengakhiri usaha, kedua
mengarahkan usaha, ketiga merupakan tititk pangkal untuk mencapai tujuan tujuan
lain, keempat membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus pada apa
yang dicita-citakan, kelima mempengaruhi dinamika dari usaha itu, keenam
memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu. [4]
Pendidikan, adalah usaha yang bertujuan banyak dalam urutan
satu garis (linier). Sebelum mencapai tujuan akhir, pendidikan islam lebih
dahulu mencapai beberapa tujuan sementara. Marimba menyatakan bahwa fungsi
tujuan akhir ialah memelihara arah usaha itu dan mengakhirinya setelah tujuan
itu tercapai. Sedangkan fungsi tujuan sementara ialah membantu memelihara arah
usaha dan menjadi titik berpijak untuk mencapai tujuan-tujuan lebih lanjut dan
tujuan akhir. Menurut H.M. Arifin, dengan adanya tujuan yang jelas maka suatu
pekerjaan akan jelas pula arahnya. Lebih-lebih pekerjaan mendidik yang
bersasaran pada hidup psikologis manusia didik yang masih berada pada taraf
perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses
pendidikan itu, oleh karena dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran
dan metoda-metoda yang digunakan mendapat corak dan isi serta potensialitas
yang sejalan dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan-tujuan pendidikan.
Senada dengan ini, Nasution mempertegas pula bahwa metode mengajar yang serasi,
serta memungkinkan penilaian,proses dan hasil belajar yang lebih teliti.
Oleh
karena itu, untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut, tujuan pendidikan harus
dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang diyakini, yang kelak akan dapat
mengangkat harkat dan martabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka
pikir dan bertindak bagi seseorang.[5]
C.
Tahap-Tahap
Tujuan
Abu Ahmadi mengatakan
bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan
Islam meliputi: (1) tujuan tertinggi/terakhir, (2) tujuan umum, (3) tujuan
khusus, (4) tujuan sementara.
1.
Tujuan Tertinggi/Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami
perubahan dan berlaku umum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang
mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan
dalam satu istilah yang disebut “insan
kamil” (manusia paripurna).
Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan
tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia,
dan perannya sebagai makhluk ciptaan Allah. Dengan demikian indikator dari insan kamil tersebut adalah:
a.
Menjadi hamba Allah
Tujuan
ini sejalan dengan tujuan hidup dan tujuan manusia, yaitu semata-mata untuk
beribadat kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan manusia
memahami dan menghayati Tuhannya sedemikian rupa. Tujuan hidup yang dijadikan
tujuan pendidikan itu diambilkan dari
Al-qur’an. Firman Allah SWT:
Artinya:
“Dan Aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia
melainkan untuk menyembah-Ku” . (Q.S. Al-Zhariat :56)
b.
Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah
Allah fi al-Ardh, yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih
jauh lagi, mewujudkan rahmat bagi alam
sekitarnya. [6]
Firman
Allah SWT
Artinya
:
“Ingatkanlah ketika Tuhan berfirman kepada para malaikat
: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi“. ( Q.S. 2 : 20 )
Firman
Allah SWT
Artinya
:
“ Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk
menjadi rahmat bagi alam semesta”. ( Q.S. Al-Anbiya’ : 107)
Tujuan
ini dalam rangka mengupayakan agar peserta didik mampu menjadi khalifah Tuhan
di bumi ini, memanfaatkan, memakmurkannya, mampu merealisasikan ekstwnsi Islam
yang rahmatan li al-‘alamin.
c.
Untuk memperoleh kesejahteraan kebahagiaan hidup di dunia sampai
akhirat, baik individu mupun masyarakat.
Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang satu
memerlukan pencapaian tujuan yang lain. Namun demikian, perlu ditegaskan sekali
lagi, tujuan tertinggi tersebut diyakini sebagai suatu yang ideal dan dapat
memotivasi usaha pendidikan dan bahkan dapat menjadikan aktifitas pendidikan
lebih bermakna.
2.
Tujuan Umum
Berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih
mengutamakan pendekatan filosofis, tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik.
Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapainnya dapat diukur karena
menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik.
Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi
atau sumber daya insani berarti sudah mampu merealisasikan (self realisation), menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh
(pribadi muslim).
Tercapainya self realisation yang utuh itu merupakan tujuan umum pendidikan
Islam yang proses pencapainnya melalui berbagai lingkungan atau lembaga
pendidikan, baik pendidikan keluarga, sekolah atau masyarakat secara formal,
non formal maupun informal.[7]
Salah satu formulasi dari realisasi diri
sebagai tujuan pendidikan yang bersifat umum adalah rumusan yang disarankan
oleh Konferensi International Pertama tentang pndidikan Islam di Mekkah 8 April
1977 yang menyatakan bahwa pendidikan harus diarahkan untuk mencapai
pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa,
intelek, jiwa rasional, perasaan, dan penghayatan lahir.
Sementara itu para ahli pendidikan
Islammerumuskan pula tujuan umum pendidikan Islam ini diantaranya:
a.
Al-Abrasyi misalnya, dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah
menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam ini diantaranya:
1)
Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.
2)
Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat
3)
Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat.
4)
Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan rasa
keingintahuan dan memungkinkan ia mengkaji ilmu
demi ilmu itu sendiri.
5)
menyiapkan pelajar dari segi profesional.
b.
Adapun tokoh lain yang juga menyinggung masalah tujuan umum dalam
pendidikan Islam adalah Nahlawy. Nahlawy
menunjukkan 4 tujuan umum dalam pendidikan Islam, yaitu:
1)
Pendidikan akal dan persiapan pikiran.
2)
Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak.
3)
Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik
mereka sebaik-baiknya.
4)
Berusaha untuk menyumbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat
manusia.
c.
Al-Buthi juga menyebutkan 7 macam tujuan umum, sebagai berikut:
1)
Mencapai keridhaan Allah
2)
Mengangkat taraf akhlak
3)
Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasar pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat ke arah yang diridhai oleh-Nya.
4)
Memupuk rasa cinta tanah air berdasar pada agama dan ajaran-ajaran yang di
bawanya.
5)
Mewujudkan ketentraman di dalam jiwa dan akidah yang dalam.
6)
Memelihara bahasa dan kesusastraan Arab sebagai bahasa Al-Qur’an.
7)
Meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha
menghilangkan perselisihan. [8]
Kenyataan menunjukkan bahwa baik tujuan
tertinggi/terakhir maupun tujuan umum, dalam praktek pendidikan boleh dikatakan
tidak pernah tercapai sepenuhnya. Dengan perkataan lain, untuk mencapai tujuan
tertinggi diperlukan upaya yang tidak berakhir, sedangkan tujuan umum
“realisasi diri” adalah becoming,
selama hayat proses pencapaiannya tetap berlangsung secara berkelanjutan.
3.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah pengkhususan atau
operasional tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum (pendidikan Islam).
Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:
a.
Kultur dan cita-cita suatu bangsa
Setiap bangsa umumnya memiliki tradisi dan budaya
sendiri-sendiri. Perbedaan antara berbagai bangsa inilah yang memungkan sekali
adanya perbedaan cita-citanya.
b.
Minat, Bakat, Kesanggupan subyek Didik
Islam mengakui perbedaan individu dalam hal minat, bakat,
dan kemampuan. Hal itu dapat dilihat dari keterangan- keterangan Al-Qur’an Al-Karim. Firman Allah SWT :
Artinya:
“Katakanlah : Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
menentukan.”
c.
Tuntutan Situasi, Kondisi pada kurun Waktu tertentu
Apabila tujuan khusus pendidikan tidak mempertimbangkan
faktor situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu, maka pendidikan akan
kurang memiliki daya guna sebagaimana minat dan perhatian subyek didik.
4.
Tujuan Sementara
Tujuan sementara pada umumnya merupakan
tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntutan
kehidupan.[9]
Karena itu tujuan sementara kondisional, tergantung faktor dimana peserta didik
itu tinggal atau hidup.
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan sementara itu
merupakan tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
Dalam tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola ubudiyah sudah kelihatan meskipun dalam
ukuran sederhana. Tujuan pendidikan Islam
seolah-olah merupakan suatu lingkaran
yang pada tingkatpaling rendah
mungkin merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkatan
pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan
pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya harus sudah kelihatan.bentuk
lingkaran inilah yang menggambarkan insan
kamil itu. Disinilah barangkali perbedaan yang mendasar tujuan pendidikan
Islam di bandingkan dengan pendidikan lainnya.
D. Aspek-Aspek Tujuan
Aspek tujuan pendidikan islam itu meliputi empat hal yaitu :
1.
Tujuan
jasmaniah (andaf al jismiyyah)
2.
Tujuan
rohaniah (andaf al-ruhiyyah)
3.
Tujuan
akal (andaf al-aqliyyah)
4.
Tujuan
sosial (andaf al-ijtima’iyyah)
Dan uraian dari tujuan tersebut ialah :
1.
Tujuan
jasmaniah (andaf al jismiyyah)
Tujuan pendidikan perlu
dikaitkan dengan tugas manusia selaku khalifah di muka bumi yang harus memiliki
kemampuan jasmani yang baik dan disamping itu mempunyai rohani yang teguh.
Dalam hadits Rasululloh SAW bersabda :
Artinya.:
“Orang mukmim yang kuat itu
lebih baik dan lebih di sayangi olel Allah dari pada orang mukmim yang lemah”
Jadi tujuan pendidikan islam
adalah untuk membentuk manusiamuslim yang sehat dan kuat jasmaninya serta
memiliki ketrampilan yang tinggi.
2.
Tujuan
rohaniah (andaf al-ruhiyyah)
Tujuan
pendidikan rohaniah diarahkan kepada pembentukan ahlak mulia, yang ini oleh
para pendidik modern barat dikategorikan sebagai tujuan pendidikan religius,
yang oleh kebanyakan pemikir pendidikan islam tidak disetujui istilah itu,
karena akan memberikan kesan akan adanya tujuan pendidikan yang non religius
dalam islam. Dan pendidikan islam harus brtujauan untuk membembing manusia
sedemikan rupa sehingga ia selalu tetap berda di dalam hubungan dengan-Nya.
3.
Tujuan
akal (andaf al-aqliyyah)
Selain
tujuan jasmaniah dan tujuan rohaniah, pendidikan islam juga memperhatian tujuan
akal, aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelegensia (kecerdasan)
yang berada dalam otak. Sehingga mampu memahami dan menganalisis
fenomana-fenomena ciptaan Allah di jagad raya ini, dan kemudian timbulnya akal
terciptalah sebuah proses observari dengan panca indra untuk dikembangkan
menjadi ilmu-ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam bentuk teknologi yang
semakain canggih.
4.
Tujuan
sosial (andaf al-ijtima’iyyah)
Tujuan
sosial ini merupakan pembentukan kepribadian yang utuh. Di mana identitas individu
di sini tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat yang plural
(majemuk). Tujuan pendidikan sosial ini penting artinya karena manusia sebagai
khalifah tuhan di bumi seyognya mempunyai kepribadian yang utama dan seimbang.
Pendidikan menitik beratkan perkembangan karakter-karakter yang unik, agar
manusia mampu beradaptasi dengan standar masyarakat bersama-sama dengan
cita-cita yang ada padanya.
E. Ranah
Tujuan
Ranah tujuan yang meliputi, domain kognitif, afektif dan
psikomotor terkenal pada tahun 1965 melalui buku yang berjudul : Taxonomy of Educational Objectives :
Cognitive Domain (Taksonomi tujuan-tujuan Pendidikan : Bidang Kognitif),
oleh Benyamin S. Bloom, seorang maha guru dari universitas Chaniago setelah itu
menyusul buku kedua : Taxonomy of
Educational Objectives Affective Domain, ditulis oleh Krathwohl cs, (1964)
sedang buku ketiga berjudul: A Taxonomy
of the Psychomotor Domain, ditulis oleh : Anita J. Harrow (1972). Ketiga
buku inilah yang dijadikan dasar oleh dunia pendidikan sekarang ini.
Domain kognitif :
1.
Pengetahuan
yang khusus
2.
Pemahaman
3.
Penggunanaan
atau aplikasi
4.
Analisa
5.
Sintesa
6.
Evaluasi
Domain afektif :
1.
Menerima
2.
Menjawab
3.
Menilai
4.
Mengorganisasikan
5.
Member
sifat atau karakter
Domain psikomotor :
1.
Gerakan
refleks
2.
Gerakan
dasar dan sederhana
3.
Kemampuan
menghayati
4.
Kemampuan
fisik (jasmani)
5.
Gerakan
yang sudah terampil
6.
Komunikasi
ekspresif.
Sementara, Winkel
(1996:24-5) mengemukakan taksonomi atau klasifikasi sebagai berikut :[10]
1.
Ranah
Kognitif (cognitive domain), menurut Bloom dan kawan-kawan :
a.
Pengetahuan
b.
Pemahaman
c.
Penerapan
d.
Analisis
e.
Sintesis
f.
Evaluasi
2.
Ranah
Efektif (affective domain), menurut taksonomi Kratwohl, Bloom dan kawan-kawan :
a.
Penerimaan
b.
Partisipasi
c.
Penilaian
d.
Organisasi
e.
Pembentukkan
pola hidup
3.
Ranah
psikomotorik (psychomototik domain), menurut klasifikasi Simpson :
a.
Persepsi
b.
Kesiapan
c.
Gerakan
terbimbing
d.
Gerakan
yang terbiasa
e.
Gerakan
yang kompleks
f.
Penyesuaian
g.
Kreatifitas
Ranah tujuan pendidikan islam sebenarnya lebih luas lagi
dari ranah di atas; disamping kognitif, afektif dan psikomotorik, juga meliputi
ranah konatif dan performance.
Konatif
berhubungan dengan motivasi atau dorongan dari dalam atau disebut niat, sebagai
titik tolak peserta didik untuk melakukan sesuatu. Sedangkan performance adalah
kualitas/kinerja yang dilakukan seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara Umum, tujuan yaitu
arah suatu perbuatan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.
Menurut Zakiah Daradjat Tujuan adalah
sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.
Sedangkan, menurut H.M. Arifin tujuan bisa jadi menunjukkan futuritas yang
terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha
melalui proses tertentu.
Adapun Tahap
tujuan yaitu :
1. Tujuan
Tertinggi/Terakhir
2. Tujuan
Umum
3. Tujuan
Khusus
4. Tujuan
Sementara
Aspek-Aspek Tujuan, yaitu :
1.
Tujuan jasmaniah (andaf al jismiyyah)
2.
Tujuan
rohaniah (andaf al-ruhiyyah)
3.
Tujuan akal (andaf al-aqliyyah)
4.
Tujuan sosial (andaf al-ijtima’iyyah).
B. Penutup
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua dan
menambah pengetahuan kita tentang tujuan pendidikan Islam, dan tentunya makalah yang kami buat jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari teman-teman sangat dan sungguh
kami harapkan. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sudiyono, H.M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya.
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Zakiah Daradjat,dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
[1] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi
Aksara, 1991), h. 222.
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2009, h. 29
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam
Mulia, 2011 h. 133
[4] Bukhari Umar , Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : AMZAH,
2010, h. 51
[5] Ramayulis, op. cit, h. 148
[6] Ibid.h. 135
[7] Ibid. h. 137
[8] Ibid. h. 139
[9] http://aghoestmoemet.wordpress.com/2013/10/11/makalah-ilmu-pendidikan-islam/
diakses 10 April 2014 pukul 13.10
[10] Ibid, h. 147
Langganan:
Postingan (Atom)