My Blog

Minggu, 30 November 2014

Unnie's Tetra Wedding

 Dipaksa nyanyi sama MC nya, OMG!!


Gengges Foto sama pengantinnya

Tujuan Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunayi arti apa-apa. Ibarat seseorang yang berpergian tak tentu arah maka hasilnya pu tak  lebih dari pengalaman selama perjalanan.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapanya ia tak kehilangan arah dan pijakan . Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab, tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan biasa sesat atau salah langkah, oleh karena itu perumusan tujuan dengan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofis
Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan karena secara implisit dan eksplisit didalamnya terkandung hal-hal yang sangat asasi, Yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikan, Lembaga penyelenggaraan pendidikan, dan Negara, dimana pendidikan itu dilaksanakan.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian dari Tujuan pendidikan islam?
2.    Sebutkan fungsi tujuan pendidikan islam?
3.    Apa saja tahap-tahap tujuan pendidikan islam?
4.    Apa saja yang termasuk dalam aspek-aspek tujuan pendidikan islam?
5.    Apakah Ranah tujuan dari pendidikan islam?

C.      Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan infornasi tentang Tujuan Pendidikan Islam. Makalah ini juga bertujuan untuk proses pembelajaran di dalam kelas untuk mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyaknya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Tujuan
Istilah tujuan atau sasaran atau maksud, dalam bahasa Arab dinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah tujuan dinyatakan dengan goal atau purpose atau objective atau aim. Secara umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu perbuatan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas. [1]
            Beberapa tokoh yang mengemukakan pengertian tujuan adalah :
1.    Zakiah Daradjat
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. [2]
2.    H.M. Arifin
Tujuan bisa jadi menunjukkan futuritas yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu.
As-Syaibany, mengemukakan pula istilah matlamat, ramalan, hasil, keinginan, nilai-nilai, dan hubunganny, yakni :[3]
1.    Hubungan tujuan dengan tanda-tanda, adalah hubungan perserupaan atau persamaan dalam makna, tempat pencapaian tujuan, dan tanda menghendaki perencanaan dan usaha yang disengaja dan rentetan langkah-langkah yang berkaitan antara satu dengan lainnya. Dengan demikian, tujuan dan tanda adalah akhir suatu proses, dan proses itu mempunyai permulaan. Permulaan dan akhir itu ditentukan oleh langkah-langkah yang bertalian satu dengan yang lain, lengkap-melengkapi, yang satu mengikuti yang lain dengan teraturunutk mencapai matlamat (tanda-tanda).
2.    Hubungan tujuan dengan ramalan, adalah sebuah istilah yang mempunyai pengertian berbeda. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan, sedangkan ramalan adalah sesuatu yang diharapkan terjadinya oleh institusi pendidkan.
3.    Istilah tujuan dan hasil, adalah jika tujuan merupakan akhir dari suatu usaha yang disengaja, teratur, dan tersusun, maka hasil tidaklah merupakan penghabisan yang pasti dari serentetan langkah-langkah yang berkaitan satu sama lain. Hubungan keduanya adalah terletak pada sifatnya, yaitu keinginan itu mudah berubah, sedangkan tujuan adalah lebih tetap adanya.
4.    Hubungan tujuan dengan nilai-nilai, dapat dianggap tujuan pendidikan itu sebagai nilai-nilai yang disukai untuk melaksanaknnya. Dan masalah tujuan dalam pendidikan merupakan masalah nilai, itu karena pendidikan mengandung pilihan bagi anak, kemana perkembangan murid-murid menuju.pilihan ini sudah tentu berkaitan rapat dengan nilai-nilai yang mengandung pengutamaan dan pembedaan terhadap beberapa nilai dan sumber atas yang lainya.

B.       Fungsi Tujuan
Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan saripati dari seluruh ruangan pedagosis. Oleh karena itu suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat bila sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai suatu usaha pasti mengalami permulaan dan mengalami kesudahannya. Adapula usaha terhenti karena sesuatu kendala sebelum mencapai tujuan, tetapi usaha tersebut belum dapat dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah tercapai. Sehubungan dengan ini A.D. Marimba menyatakan, fungsi tujuan adalah pertama, sebagai standar mengakhiri usaha, kedua mengarahkan usaha, ketiga merupakan tititk pangkal untuk mencapai tujuan tujuan lain, keempat membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, kelima mempengaruhi dinamika dari usaha itu, keenam memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu. [4]
Pendidikan, adalah usaha yang bertujuan banyak dalam urutan satu garis (linier). Sebelum mencapai tujuan akhir, pendidikan islam lebih dahulu mencapai beberapa tujuan sementara. Marimba menyatakan bahwa fungsi tujuan akhir ialah memelihara arah usaha itu dan mengakhirinya setelah tujuan itu tercapai. Sedangkan fungsi tujuan sementara ialah membantu memelihara arah usaha dan menjadi titik berpijak untuk mencapai tujuan-tujuan lebih lanjut dan tujuan akhir. Menurut H.M. Arifin, dengan adanya tujuan yang jelas maka suatu pekerjaan akan jelas pula arahnya. Lebih-lebih pekerjaan mendidik yang bersasaran pada hidup psikologis manusia didik yang masih berada pada taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses pendidikan itu, oleh karena dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metoda-metoda yang digunakan mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan-tujuan pendidikan. Senada dengan ini, Nasution mempertegas pula bahwa metode mengajar yang serasi, serta memungkinkan penilaian,proses dan hasil belajar yang lebih teliti.
Oleh karena itu, untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang diyakini, yang kelak akan dapat mengangkat harkat dan martabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka pikir dan bertindak bagi seseorang.[5]

C.      Tahap-Tahap Tujuan
Abu Ahmadi mengatakan bahwa  tahap-tahap tujuan pendidikan Islam meliputi: (1) tujuan tertinggi/terakhir, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus, (4) tujuan sementara.
1.      Tujuan Tertinggi/Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang disebut “insan kamil” (manusia paripurna).
Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan perannya sebagai makhluk ciptaan Allah. Dengan demikian indikator dari insan kamil tersebut adalah:
a.    Menjadi hamba Allah
Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan tujuan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadat kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan manusia memahami dan menghayati Tuhannya sedemikian rupa. Tujuan hidup yang dijadikan tujuan pendidikan itu diambilkan dari Al-qur’an. Firman Allah SWT:
Artinya:
“Dan Aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku” . (Q.S. Al-Zhariat :56)

b.    Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah Allah fi al-Ardh, yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh lagi, mewujudkan rahmat bagi  alam sekitarnya. [6]
Firman Allah SWT
Artinya :
“Ingatkanlah ketika Tuhan berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi“. ( Q.S. 2 : 20 )
Firman Allah SWT
Artinya :
“ Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta”. ( Q.S. Al-Anbiya’ : 107)
Tujuan ini dalam rangka mengupayakan agar peserta didik mampu menjadi khalifah Tuhan di bumi ini, memanfaatkan, memakmurkannya, mampu merealisasikan ekstwnsi Islam yang rahmatan li al-‘alamin.

c.    Untuk memperoleh kesejahteraan kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, baik individu mupun masyarakat.
Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang satu memerlukan pencapaian tujuan yang lain. Namun demikian, perlu ditegaskan sekali lagi, tujuan tertinggi tersebut diyakini sebagai suatu yang ideal dan dapat memotivasi usaha pendidikan dan bahkan dapat menjadikan aktifitas pendidikan lebih bermakna.

2.      Tujuan Umum
Berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih mengutamakan pendekatan filosofis, tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapainnya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta  didik.
Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi atau sumber daya insani berarti sudah mampu merealisasikan (self realisation), menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim).
Tercapainya self realisation yang utuh itu merupakan tujuan umum pendidikan Islam yang proses pencapainnya melalui berbagai lingkungan atau lembaga pendidikan, baik pendidikan keluarga, sekolah atau masyarakat secara formal, non formal maupun informal.[7]
Salah satu formulasi dari realisasi diri sebagai tujuan pendidikan yang bersifat umum adalah rumusan yang disarankan oleh Konferensi International Pertama tentang pndidikan Islam di Mekkah 8 April 1977 yang menyatakan bahwa pendidikan harus diarahkan untuk mencapai pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa, intelek, jiwa rasional, perasaan, dan penghayatan lahir.
Sementara itu para ahli pendidikan Islammerumuskan pula tujuan umum pendidikan Islam ini diantaranya:
a.    Al-Abrasyi misalnya, dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam ini diantaranya:
1)   Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.
2)   Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat
3)   Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat.
4)   Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan rasa keingintahuan dan memungkinkan ia mengkaji ilmu  demi ilmu itu sendiri.
5)   menyiapkan pelajar dari segi profesional.
b.    Adapun tokoh lain yang juga menyinggung masalah tujuan umum dalam pendidikan Islam  adalah Nahlawy. Nahlawy menunjukkan 4 tujuan umum dalam pendidikan Islam, yaitu:
1)   Pendidikan akal dan persiapan pikiran.
2)   Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat  asal pada anak-anak.
3)   Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya.
4)   Berusaha untuk menyumbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat manusia.
c.    Al-Buthi juga menyebutkan 7 macam tujuan umum, sebagai berikut:
1)   Mencapai keridhaan Allah
2)   Mengangkat taraf akhlak
3)   Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasar pada agama  yang diturunkan  untuk membimbing masyarakat  ke arah yang diridhai oleh-Nya.
4)   Memupuk  rasa cinta tanah air  berdasar pada agama dan ajaran-ajaran yang di bawanya.
5)    Mewujudkan  ketentraman di dalam jiwa dan akidah  yang dalam.
6)   Memelihara bahasa dan kesusastraan Arab sebagai bahasa Al-Qur’an.
7)   Meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan. [8]
Kenyataan menunjukkan bahwa baik tujuan tertinggi/terakhir maupun tujuan umum, dalam praktek pendidikan boleh dikatakan tidak pernah tercapai sepenuhnya. Dengan perkataan lain, untuk mencapai tujuan tertinggi diperlukan upaya yang tidak berakhir, sedangkan tujuan umum “realisasi diri” adalah becoming, selama hayat proses pencapaiannya tetap berlangsung secara berkelanjutan.

3.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasional tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum (pendidikan Islam). Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:
a.    Kultur dan cita-cita suatu bangsa
Setiap bangsa umumnya memiliki tradisi dan budaya sendiri-sendiri. Perbedaan antara berbagai bangsa inilah yang memungkan sekali adanya perbedaan cita-citanya.
b.   Minat, Bakat, Kesanggupan subyek Didik
Islam mengakui perbedaan individu dalam hal minat, bakat, dan kemampuan. Hal itu dapat dilihat dari keterangan- keterangan Al-Qur’an Al-Karim. Firman Allah SWT :
Artinya:
“Katakanlah : Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar menentukan.”
c.    Tuntutan Situasi, Kondisi pada kurun Waktu tertentu
Apabila tujuan khusus pendidikan tidak mempertimbangkan faktor situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu, maka pendidikan akan kurang memiliki daya guna sebagaimana minat dan perhatian subyek didik.




4.      Tujuan Sementara
Tujuan sementara pada umumnya merupakan tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tuntutan kehidupan.[9] Karena itu tujuan sementara kondisional, tergantung faktor dimana peserta didik itu tinggal atau hidup.
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan sementara itu merupakan tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
Dalam tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola ubudiyah sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan  suatu lingkaran yang pada tingkatpaling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya harus sudah kelihatan.bentuk lingkaran inilah yang menggambarkan insan kamil itu. Disinilah barangkali perbedaan yang mendasar tujuan pendidikan Islam di bandingkan dengan pendidikan lainnya.

D.      Aspek-Aspek Tujuan
Aspek tujuan pendidikan islam itu meliputi empat hal yaitu :
1.      Tujuan jasmaniah (andaf al jismiyyah)
2.      Tujuan rohaniah (andaf al-ruhiyyah)
3.      Tujuan akal (andaf  al-aqliyyah)
4.      Tujuan sosial (andaf al-ijtima’iyyah)
Dan uraian dari tujuan tersebut ialah :
1.      Tujuan jasmaniah (andaf al jismiyyah)
Tujuan pendidikan perlu dikaitkan dengan tugas manusia selaku khalifah di muka bumi yang harus memiliki kemampuan jasmani yang baik dan disamping itu mempunyai rohani yang teguh. Dalam hadits Rasululloh SAW bersabda :
            Artinya.:
                   “Orang mukmim yang kuat itu lebih baik dan lebih di sayangi olel Allah dari pada orang mukmim yang lemah”
Jadi tujuan pendidikan islam adalah untuk membentuk manusiamuslim yang sehat dan kuat jasmaninya serta memiliki ketrampilan yang tinggi.
2.      Tujuan rohaniah (andaf al-ruhiyyah)
Tujuan pendidikan rohaniah diarahkan kepada pembentukan ahlak mulia, yang ini oleh para pendidik modern barat dikategorikan sebagai tujuan pendidikan religius, yang oleh kebanyakan pemikir pendidikan islam tidak disetujui istilah itu, karena akan memberikan kesan akan adanya tujuan pendidikan yang non religius dalam islam. Dan pendidikan islam harus brtujauan untuk membembing manusia sedemikan rupa sehingga ia selalu tetap berda di dalam hubungan dengan-Nya.

3.      Tujuan akal (andaf  al-aqliyyah)
Selain tujuan jasmaniah dan tujuan rohaniah, pendidikan islam juga memperhatian tujuan akal, aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelegensia (kecerdasan) yang berada dalam otak. Sehingga mampu memahami dan menganalisis fenomana-fenomena ciptaan Allah di jagad raya ini, dan kemudian timbulnya akal terciptalah sebuah proses observari dengan panca indra untuk dikembangkan menjadi ilmu-ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam bentuk teknologi yang semakain canggih.

4.      Tujuan sosial (andaf al-ijtima’iyyah)
Tujuan sosial ini merupakan pembentukan kepribadian yang utuh. Di mana identitas individu di sini tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat yang plural (majemuk). Tujuan pendidikan sosial ini penting artinya karena manusia sebagai khalifah tuhan di bumi seyognya mempunyai kepribadian yang utama dan seimbang. Pendidikan menitik beratkan perkembangan karakter-karakter yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya.
E.       Ranah Tujuan
Ranah tujuan yang meliputi, domain kognitif, afektif dan psikomotor terkenal pada tahun 1965 melalui buku yang berjudul : Taxonomy of Educational Objectives : Cognitive Domain (Taksonomi tujuan-tujuan Pendidikan : Bidang Kognitif), oleh Benyamin S. Bloom, seorang maha guru dari universitas Chaniago setelah itu menyusul buku kedua : Taxonomy of Educational Objectives Affective Domain, ditulis oleh Krathwohl cs, (1964) sedang buku ketiga berjudul: A Taxonomy of the Psychomotor Domain, ditulis oleh : Anita J. Harrow (1972). Ketiga buku inilah yang dijadikan dasar oleh dunia pendidikan sekarang ini.
Domain kognitif :
1.    Pengetahuan yang khusus
2.    Pemahaman
3.    Penggunanaan atau aplikasi
4.    Analisa
5.    Sintesa
6.    Evaluasi
Domain afektif :
1.    Menerima
2.    Menjawab
3.    Menilai
4.    Mengorganisasikan
5.    Member sifat atau karakter
Domain psikomotor :
1.    Gerakan refleks
2.    Gerakan dasar dan sederhana
3.    Kemampuan menghayati
4.    Kemampuan fisik (jasmani)
5.    Gerakan yang sudah terampil
6.    Komunikasi ekspresif.
Sementara, Winkel (1996:24-5) mengemukakan taksonomi atau klasifikasi sebagai berikut :[10]
1.    Ranah Kognitif (cognitive domain), menurut Bloom dan kawan-kawan :
a.    Pengetahuan
b.    Pemahaman
c.    Penerapan
d.   Analisis
e.    Sintesis
f.     Evaluasi
2.    Ranah Efektif (affective domain), menurut taksonomi Kratwohl, Bloom dan kawan-kawan :
a.    Penerimaan
b.    Partisipasi
c.    Penilaian
d.   Organisasi
e.    Pembentukkan pola hidup
3.    Ranah psikomotorik (psychomototik domain), menurut klasifikasi Simpson :
a.    Persepsi
b.    Kesiapan
c.    Gerakan terbimbing
d.   Gerakan yang terbiasa
e.    Gerakan yang kompleks
f.     Penyesuaian
g.    Kreatifitas
Ranah tujuan pendidikan islam sebenarnya lebih luas lagi dari ranah di atas; disamping kognitif, afektif dan psikomotorik, juga meliputi ranah konatif dan performance.
Konatif berhubungan dengan motivasi atau dorongan dari dalam atau disebut niat, sebagai titik tolak peserta didik untuk melakukan sesuatu. Sedangkan performance adalah kualitas/kinerja yang dilakukan seseorang.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Secara Umum, tujuan yaitu arah suatu perbuatan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas. Menurut  Zakiah Daradjat Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan, menurut H.M. Arifin tujuan bisa jadi menunjukkan futuritas yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu.
Adapun Tahap tujuan yaitu :
1.    Tujuan Tertinggi/Terakhir
2.    Tujuan Umum
3.    Tujuan Khusus
4.    Tujuan Sementara
Aspek-Aspek Tujuan, yaitu :
1.    Tujuan jasmaniah (andaf al jismiyyah)
2.    Tujuan  rohaniah (andaf al-ruhiyyah)
3.    Tujuan akal (andaf al-aqliyyah)
4.    Tujuan sosial (andaf al-ijtima’iyyah).

B.       Penutup
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah pengetahuan kita tentang tujuan pendidikan Islam, dan tentunya makalah yang kami buat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari teman-teman sangat dan sungguh kami harapkan. Terima kasih.





DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sudiyono, H.M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya.
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Zakiah Daradjat,dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.


[1] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 222.
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009, h. 29
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2011  h. 133
[4] Bukhari Umar , Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : AMZAH, 2010, h. 51
[5] Ramayulis, op. cit, h. 148
[6] Ibid.h. 135
[7] Ibid. h. 137
[8] Ibid. h. 139
[10] Ibid, h. 147