after i send my twett in my twitter acount @uulnurul_
any one of my friend RT my twitt with english..
after that we do our twitt with english..
after that i think, oh.. i can write.. but my problem is speak!!
I CAN'T SPEAK FLUENTLY!!
my speaking was worse!!
how must i do?
must i have a speaking private???
i wanna speak better than this!!
i always nervous if i speak in front of class..
huftt... but i must can speak!!
not function if i can write but i can't speak!!
i know to have a good speaking, i must accustomed to my activity...
i must habit to speak in english!!
To speak we must :
- have much Vocabulary
- Know how to pronoun that vocabulary
- know the topic we want to speak
- Listen to our partner
- Know the meaning
and the best manner to can speak is always practice in the daily activity
*don't afraid to make a mistake!!!
Senin, 21 Oktober 2013
Rabu, 16 Oktober 2013
Selasa, 15 Oktober 2013
MaBa
akhirnya...
punya status baru sekarang sebagai MaBa (Mahasiswa Baru)
akhirnya gue ngelanjutin kuliah juga,
sekarang udh sekitar sebulan lebih lah gue kuliah..
gue kuliah di Stain Jurai Siwo Metro
ngambil jurusan Tarbiah prodi Pendidikan Bahasa Inggris...
jadi mahasiswa itu susah-susah gampang, tapi kebanyakan susah nya deng, hahaha
susah saat ada tugas yang deadline ny bareng!!
oh iya, gue masuk di kelas c
dikelas gue jadi sekretaris kelas dan dipanggil "busek"
kelas gue gak terlalu neko-neko sih,
tapi ya tetep aja, tetep ada biang kerok juga di kelas..
mulutnya pedes tjoy!!!
anak tarbiyah prospek nya tu ngajar....
kalo di umum ya bisa di bilang seperti "fakultas keguruan"
sementara ini sih gue mah ngejalanin aja yang ada...
Insya Allah nanti kedepannya, alllah juga bakal nunjukin jalan kok buat gue
dan Gue yakin banget akan hal itu..
termasuk tentang JODOH :D
punya status baru sekarang sebagai MaBa (Mahasiswa Baru)
akhirnya gue ngelanjutin kuliah juga,
sekarang udh sekitar sebulan lebih lah gue kuliah..
gue kuliah di Stain Jurai Siwo Metro
ngambil jurusan Tarbiah prodi Pendidikan Bahasa Inggris...
jadi mahasiswa itu susah-susah gampang, tapi kebanyakan susah nya deng, hahaha
susah saat ada tugas yang deadline ny bareng!!
oh iya, gue masuk di kelas c
dikelas gue jadi sekretaris kelas dan dipanggil "busek"
kelas gue gak terlalu neko-neko sih,
tapi ya tetep aja, tetep ada biang kerok juga di kelas..
mulutnya pedes tjoy!!!
anak tarbiyah prospek nya tu ngajar....
kalo di umum ya bisa di bilang seperti "fakultas keguruan"
sementara ini sih gue mah ngejalanin aja yang ada...
Insya Allah nanti kedepannya, alllah juga bakal nunjukin jalan kok buat gue
dan Gue yakin banget akan hal itu..
termasuk tentang JODOH :D
Pemakaian Tanda Baca
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT kerena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang
membahas tentang Pemakaian Tanda Baca ini telah berhasil diselesaikan dan
disusun. Makalah ini merupakan tugas dari bapak Andree Tiono K, M.Pd.I yang bertujuan sebagai sarana untuk belajar menyusun serta membuat
makalah yang baik dan benar.
Dalam
pembuatan makalah ini kami berterima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada bapak
Andree Tiono K, M.Pd.I selaku dosen
pembimbing Bahasa Indonesia sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah
ini tentu saja masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu di perlukan kritik
dan saran dari berbagai pihak agar dapat membantu penyempurnaan makalah yang
selanjutnya. Semoga, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amin.
Metro,
29 September 2013
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah .......................................................................... 1
C.
Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 2
A. Pemakaian Tanda Baca.................................................................
2
1. Tanda titik dan koma.................................................................
2
a. Tanda titik (.) .....................................................................
2
b. Tanda koma (,) .................................................................... 3
2. Tanda titik dua dan titik
koma .................................................. 6
a. Tanda titik dua (:) ............................................................... 6
b. Tanda titik koma (;) ............................................................. 7
3. Tanda hubung, pisah dan elipsis................................................
8
a. Tanda hubung (-) .................................................................
8
b. Tanda pisah (-) .................................................................... 10
c. Tanda elipsis (…) ................................................................ 10
4. Tanda tanya, seru, kurung
dan petik.......................................... 11
a. Tanda tanya (?).................................................................... 11
b. Tanda seru (!)....................................................................... 11
c. Tanda kurung ((…))............................................................. 12
d. Tanda petik (“…”)............................................................... 12
5. Tanda garis miring dan
apostrof................................................ 13
a. Tanda garis miring (/)........................................................... 13
b.
Tanda apostrof (‘)……………………................................ 14
BAB III PENUTUP ................................................................................. 15
A.
Kesimpulan .................................................................................... 15
B.
Saran .............................................................................................. 15
Daftar
Pustaka ......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanda baca sangat sering di gunakan
di dalam kehidupan sehari - hari termasuk
saat perkuliahan. Namun banyak terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda baca
seperti kesalahan pengunaan tanda titik, tanda koma, tanda titk koma, tanda
titik dua , hubung , pisah, elipsis
,kurung ,tanya ,seru, petik, garis miring ,serta apostrof, yang akan mengubah
makna dan tujuan dari kalimat yang dibuat tersebut.
Tanda baca merupakan suatu
keterampilan dalam menulis yang sudah diajarkan di tingkat pendidikan dasar.
Dengan harapan para siswa dapat menggunakan kemampuan menulisnya tersebut di
tingkat yang selanjutnya , namun dalam pelaksanaannya banyak mahasiswa yang
tidak mengerti tata cara penggunaan
tanda baca tersebut sehingga perlu dilakukan pengulangan di setiap
jenjang pendidikan. Padahal masa perkulihaan
sangat sering melakukan pembuatan karya tulis baik itu skipsi , makalah
, maupun thesis, yang membutuhkan
kemampuan berbahasa yang baik
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana cara pemakaian tanda
titik dan koma?
2.
Bagaimana cara pemakaian tanda
titik dua dan titik koma?
3.
Bagaimana cara pemakaian tanda
hubung, pisah dan ellipsis?
4.
Bagaimana cara pemakaian tanda
tanya, seru, kurung dan petik?
5.
Bagaimana cara pemakaian garis
miring dan apostrof?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan
untuk memberikan infornasi tentang Pemakaian tanda Baca. Makalah ini juga
bertujuan untuk proses pembelajaran di dalam kelas untuk mendukung penyerapan
informasi sebanyak-banyaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemakaian
Tanda Baca
1. Tanda
titik dan koma
a. Tanda
titik (.)
1)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Misalnya
:
Ayahku tinggal di Solo.
2)
Tanda
titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar.
Misalnya
:
a)
III.
Departemen Dalam Negeri
A.
Direktorat
Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B.
Direktorat
Jendral Agraria
b)
1.
Patokan Umum
1.1. Isi Karangan
1.2. Ilustrasi
1.2.1
Gambar tangan
1.2.2
Tabel
1.2.3
Grafik
3)
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya
:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4)
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
Misalnya
:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5)
Tanda
titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhiran
dengan tanda Tanya atau tanda seru, dan di tempat terbit dalam daftar pustaka
Misalnya
:
Siregar,
Merani. 1920. Azab dan Sengsara,
Waltevreden: Balai Poestaka.
6)
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Mislanya
:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
Catatan :
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya :
Ia lahir pada tahun
1956 di Bandung
Lihat halaman 2345 dan
seterusnya.
b. Tanda
Koma (,)
1)
Tanda
koma dipakai diantara unsure-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya
:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus
memerlukan perangko.
2)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya
:
Saya ingin datang, tetapi hari ini hujan
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimat.
Misalnya
:
Kalau hari hujan, saya tidak akan
datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya
Catatan :
Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk
kalimatnya.
Misalnya
:
Saya tidak akan dating kalau hari
hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
4)
Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh, karena itu, jadi, meskipun, begitu dan akan tetapi.
Misalnya
:
……. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati
……. Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,
ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya
:
O,
begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya,
nanti jatuh.
6)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya
:
Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
7)
Tanda
koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya
:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
8)
Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya
:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.
9)
Tanda
koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya
:
W.J.S.
Poerwadarmita, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta; UP
Indonesia, 1967), hlm. 4.
10) Tanda koma dipakai di antara nama orang
dan gelar akademik yang mengikutinyaa untuk membedakan dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
Misalnya
:
C.
Ratulangi, S.E.
Ny.
Khadijah, M.A.
11) Tanda koma dipakai di muka angka
persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Mislanya
:
12,5 m
Rp 12,50
12) Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya
:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Semua
siswa, baik yang laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
13) Tanda koma dapat dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya
:
Atas bantuan Agus, Karyadi
mengucapkan terima kasih.
14) Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian-bagian lain yang mengiringinya dalam
kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya
:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya
karim
“Berdiri lurus-lurus” perintahnya.
2. Tanda
titik dua dan titik koma
a. Tanda
titik dua (:)
1)
Tanda
titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau perintah.
Misalnya
:
Kita
sekarang memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
2)
Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perintah.
Misalnya
:
a.
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
3)
Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Misalnya
:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor)
“Bawa kopor ini,Mir!”
Amir :
“Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu : “Jangan lupa, letakkan
baik-baik!”(duduk di kursi)
4)
Tanda
titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara dua judul dan anak judul suatu
karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya
:
Tempo,
I (1971), 34: 7
Surat Yasin: 9
Karangan
Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
Djakarta
: Eresco, 1968
b. Tanda titik koma (;)
1)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam
makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
kalimat majemuk.
Misalnya :
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di
dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
3.
Tanda Hubung, pisah dan elipsis
a.
Tanda hubung (-)
1) Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
Suku kata yang berupa satu vokal
tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu te-
lah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau
beranjak ....
atau
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak ....
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah
i-
tu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
ma-
u beranjak ....
2) Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian
kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
3) Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya :
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya
digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4) Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Misalnya :
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5)
Tanda hubung boleh dipakai
untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii)
penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya :
Ber-evolusi,
dua puluh lima-ribuan
Bandingkan
dengan :
Be-revolusi,
dua-puluh-lima-ribuan.
6)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan
rangkap.
Misalnya
:
se-Indonesia, se-Jawa Barat
hadiah ke-2,
tahun 50-an,
mem-PHK-kan, hari-H,
sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara.
7) Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya :
di-smash
pen-tackle-an
b.
Tanda pisah ( )

1)
Tanda pisah membatasi penyisipan
kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. —
Misalnya:
Kemerdekaan
bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2)
Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih
jelas.
Misalnya:
Rangkaian
temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah persepsi kita tentang alam semesta.
3) Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau
'sampai dengan'.
Misalnya :
1910—1945
tanggal 5—10 April 1970
Jakarta—Bandung
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan
sesudahnya.
c. Tanda elipsis (…)
1)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat yang terputus-putus.
Misalnya :
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2)
Tanda elipsis menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya :
Sebab-sebab kemerosotan ... akan
diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan
mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk
menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam
tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati....
4. Tanda tanya, seru, kurung, dan petik
a. Tanda tanya (?)
1)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan
ia berangkat?
Saudara
tahu, bukan?
2)
Tanda tanya dipakai di dalam tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Misalnya :
Ia
dilahirkan pada tahun 1972 (?)
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?)
hilang.
b.
Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
Misalnya :
Alangkah
seramnya peristiwa itu!
Bersihkan
kamar itu sekarang juga!
Masakan!
Merdeka!
c. Tanda kurung ((…))
1)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Bagian perencanaan sudah selesai
menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2)
Tanda kurung mengapit keterangan
atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya :
Sejak trenggano yang berjudul
“Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat table 10)
menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3)
Tanda kurung mengapit huruf atau
kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya :
Kata cocaine diserap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
Pejalan
kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4)
Tanda kurunga mengapit huruf atau
kata atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya :
Faktor produksi menyangkut masalah
(a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
d. Tanda petik (“…”)
1)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
“Saya
belum siap,” kata Mulyani.
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa
negara ialah Bahasa Indonesia.”
2)
Tanda petik mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
Misalnya :
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari
Suatu Tempat.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan
cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di
kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
4)
Tanda petik penutup mengikuti tanda
baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya :
Kata
Muhammad, “Saya juga minta satu.”
5)
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalim ditempatn=kan di belakang tanda petik yang
menhgapit kata aatau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Misalnya :
Karena warna
kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
5.
Tanda garis miring dan apostrof
a.
Tanda garis miring (/)
1) Tanda garis miring dipakai dalam
nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwin.
Misalnya
:
No 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
Tahun Anggaran 2010/2014
2) Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata atau dan tiap.
Misalnya
:
Dikirimkan lewat darat/laut.
(lewat darat atau lewat laut)
Harganya Rp 25,00/lembar.
(harganya Rp 25,00 tiap lembar).
b.
Tanda apostrof (‘)
Tanda apostrof atau penyingkat menunnjukkan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya
:
Ali ‘kan kusurati (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)
6.
Tanda kurung siku ([…])
a.
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
oleh orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya :
Sang Sapurba
men[d]engar bunyi gemerisik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tanda baca mempunyai banyak jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi, berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan , dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi.
Tanda baca mempunyai banyak jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi, berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan , dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi.
B. SARAN
Sebagai Mahasiswa, kita harus memahami cara menggunakan
tanda baca yang baik dan benar , untuk memberi bekal kepada kita untuk
menjalani masa kuliah selanjutnya yang penuh dengan tugas yang menuntut
kemampuan dalam berbahasa yang baik dan benar baik lisan maupun tertulis.
Dan kemampuan berbahasa yang benar dapat diperoleh
melalui pembiasaan, pembiasaan menulis dan pembiasaan mempraktekan kemampuan
berbahasa indonesia yang benar dalam kehidupan sehari –hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Sudarin. 2012. Bahasa
Indonesia. Metro : STAIN Jurai Siwo
Sudarsan,
Gunawan. 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Yogyakarta: IndonesiaTera
Langganan:
Postingan (Atom)