My Blog

Senin, 21 Oktober 2013

How To Speak??!

after i send my twett in my twitter acount @uulnurul_
any one of my friend RT my twitt with english..

after that we do our twitt with english..
after that i think, oh.. i can write.. but my problem is speak!!

I CAN'T SPEAK FLUENTLY!!
my speaking was worse!!
how must i do?
must i have a speaking private???
i wanna speak better than this!!

i always nervous if i speak in front of class..
huftt... but i must can speak!!

not function if i can write but i can't speak!!
i know to have a good speaking, i must accustomed to my activity...

i must habit to speak in english!!

To speak we must  :
- have much Vocabulary
- Know how to pronoun that vocabulary
- know the topic we want to speak
- Listen to our partner
- Know the meaning


and the best manner to can speak is always practice in the daily activity

*don't afraid to make a mistake!!!



Selasa, 15 Oktober 2013

MaBa

akhirnya...
punya status baru sekarang sebagai MaBa (Mahasiswa Baru)
akhirnya gue ngelanjutin kuliah juga,
sekarang udh sekitar sebulan lebih lah gue kuliah..
gue kuliah di Stain Jurai Siwo Metro
ngambil jurusan Tarbiah prodi Pendidikan Bahasa Inggris...

jadi mahasiswa itu susah-susah gampang, tapi kebanyakan susah nya deng, hahaha
susah saat ada tugas yang deadline ny bareng!!

oh iya, gue masuk di kelas c
dikelas gue jadi sekretaris kelas dan dipanggil "busek"
kelas gue gak terlalu neko-neko sih,
tapi ya tetep aja, tetep ada biang kerok juga di kelas..
 mulutnya pedes tjoy!!!

anak tarbiyah prospek nya tu ngajar....
kalo di umum ya bisa di bilang seperti "fakultas keguruan"

sementara ini sih gue mah ngejalanin aja yang ada...
Insya Allah nanti kedepannya, alllah juga bakal nunjukin jalan kok buat gue
dan Gue yakin banget akan hal itu..
termasuk tentang JODOH :D     

Camera 360

heyho....
i wanna post new photos from camera 360

aku, zean, athis :D







Pemakaian Tanda Baca



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kerena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang membahas tentang Pemakaian Tanda Baca ini telah berhasil diselesaikan dan disusun. Makalah ini merupakan tugas dari bapak Andree Tiono K, M.Pd.I yang bertujuan sebagai sarana untuk belajar menyusun serta membuat makalah yang baik dan benar.
Dalam pembuatan makalah ini kami berterima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada bapak Andree Tiono K, M.Pd.I selaku dosen pembimbing Bahasa Indonesia sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini tentu saja masih mempunyai banyak kekurangan. Untuk itu di perlukan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat membantu penyempurnaan makalah yang selanjutnya. Semoga, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amin.

                                                                                     Metro, 29 September 2013


                                                                                     Penyusun









Daftar Isi
Kata Pengantar  ........................................................................................  i
Daftar Isi  ...................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN  .......................................................................  1
A.    Latar Belakang  ...............................................................................  1
B.     Rumusan Masalah  ..........................................................................  1
C.     Tujuan  ............................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN  .........................................................................  2
A.    Pemakaian Tanda Baca................................................................. 2
1.      Tanda titik dan koma................................................................. 2
a.       Tanda titik (.)  ..................................................................... 2
b.      Tanda koma (,) ....................................................................  3
2.      Tanda titik dua dan titik koma ..................................................  6
a.       Tanda titik dua (:) ...............................................................  6
b.      Tanda titik koma (;) .............................................................  7
3.      Tanda hubung, pisah dan elipsis................................................ 8
a.       Tanda hubung (-) ................................................................. 8
b.      Tanda pisah (-) .................................................................... 10
c.       Tanda elipsis (…) ................................................................ 10
4.      Tanda tanya, seru, kurung dan petik.......................................... 11
a.       Tanda tanya (?).................................................................... 11
b.      Tanda seru (!)....................................................................... 11
c.       Tanda kurung ((…))............................................................. 12
d.      Tanda petik (“…”)............................................................... 12
5.      Tanda garis miring dan apostrof................................................ 13
a.       Tanda garis miring (/)........................................................... 13
b.      Tanda apostrof (‘)……………………................................ 14


BAB III PENUTUP  .................................................................................  15
A.    Kesimpulan  ....................................................................................  15
B.     Saran  ..............................................................................................  15
Daftar Pustaka  .........................................................................................  16





















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tanda baca sangat sering di gunakan di dalam kehidupan sehari - hari  termasuk saat perkuliahan. Namun banyak terjadi kesalahan dalam penggunaan tanda baca seperti kesalahan pengunaan tanda titik, tanda koma, tanda titk koma, tanda titik dua , hubung , pisah,  elipsis ,kurung ,tanya ,seru, petik, garis miring ,serta apostrof, yang akan mengubah makna dan tujuan dari kalimat yang dibuat tersebut.
Tanda baca merupakan suatu keterampilan dalam menulis yang sudah diajarkan di tingkat pendidikan dasar. Dengan harapan para siswa dapat menggunakan kemampuan menulisnya tersebut di tingkat yang selanjutnya , namun dalam pelaksanaannya banyak mahasiswa yang tidak mengerti tata cara penggunaan  tanda baca tersebut sehingga perlu dilakukan pengulangan di setiap jenjang pendidikan. Padahal masa perkulihaan  sangat sering melakukan pembuatan karya tulis baik itu skipsi , makalah ,  maupun thesis, yang membutuhkan kemampuan berbahasa yang baik
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara pemakaian tanda titik dan koma?
2.      Bagaimana cara pemakaian tanda titik dua dan titik koma?
3.      Bagaimana cara pemakaian tanda hubung, pisah dan ellipsis?
4.      Bagaimana cara pemakaian tanda tanya, seru, kurung dan petik?
5.      Bagaimana cara pemakaian garis miring dan apostrof?
C.     Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan infornasi tentang Pemakaian tanda Baca. Makalah ini juga bertujuan untuk proses pembelajaran di dalam kelas untuk mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyaknya.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pemakaian Tanda Baca
1.      Tanda titik dan koma
a.      Tanda titik (.)
1)      Tanda  titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ayahku tinggal di Solo.
Marilah kita Mengheningkan Cipta.
2)      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Misalnya :
a)      III. Departemen Dalam Negeri
A.    Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B.     Direktorat Jendral Agraria
b)      1. Patokan Umum
1.1. Isi Karangan
1.2. Ilustrasi
1.2.1 Gambar tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
3)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya :
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu.


Misalnya :
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5)      Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhiran dengan tanda Tanya atau tanda seru, dan di tempat terbit dalam daftar pustaka
Misalnya :
Siregar, Merani. 1920. Azab dan Sengsara, Waltevreden: Balai Poestaka.
6)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Mislanya :
Desa itu berpenduduk 24.200 orang
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
Catatan :
 Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya :
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.

b.      Tanda Koma (,)
1)      Tanda koma dipakai diantara unsure-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
           Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
2)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya :
           Saya ingin datang, tetapi hari ini hujan
           Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
Misalnya :
           Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
           Karena sibuk, ia lupa akan janjinya
Catatan :
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya :
           Saya tidak akan dating kalau hari hujan.
           Dia lupa akan janjinya karena sibuk.  
4)      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh, karena itu, jadi, meskipun, begitu dan akan tetapi.
Misalnya :
           ……. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
           ……. Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya :
           O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
6)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya :
           Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
7)      Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
8)      Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.
9)      Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya :
W.J.S. Poerwadarmita, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta; UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10)  Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinyaa untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya :
                                    C. Ratulangi, S.E.
                                    Ny. Khadijah, M.A.
11)  Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Mislanya :
           12,5 m
           Rp 12,50
12)   Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya :
           Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
13)  Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
           Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
14)  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian-bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya :
           “Di mana Saudara tinggal?” tanya karim
           “Berdiri lurus-lurus” perintahnya.

2.      Tanda titik dua dan titik koma
a.      Tanda titik dua (:)
1)      Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah.
Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
2)      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perintah.
Misalnya :
a.       Ketua        : Ahmad Wijaya
Sekretaris  : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
3)      Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya :
            Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini,Mir!”
            Amir    : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
            Ibu       : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”(duduk di kursi)
4)      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya :
            Tempo, I (1971), 34: 7
            Surat Yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Djakarta : Eresco, 1968

b.      Tanda titik koma (;)
1)      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
            Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2)      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya :
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".

3.      Tanda Hubung, pisah dan elipsis
a.      Tanda hubung (-)
1)      Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu te-
lah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak ....
atau
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak ....
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak ....
2)      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
3)      Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya :
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4)      Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya :
                        p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5)      Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya :
           Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan
Bandingkan dengan :
           Be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan.
6)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya :
se-Indonesia, se-Jawa Barat
hadiah ke-2,
tahun 50-an,
 mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara.
7)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya :
           di-smash
           pen-tackle-an
b.      Tanda pisah (­     )
1)      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2)      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah persepsi kita tentang alam semesta.
3)      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'.
Misalnya :
1910—1945
tanggal 5—10 April 1970
Jakarta—Bandung
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

c.       Tanda elipsis (…)
1)      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya :
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2)      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya :
           Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:               
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati....

4.      Tanda tanya, seru, kurung, dan petik
a.    Tanda tanya (?)
1)       Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
           Kapan ia berangkat?
           Saudara tahu, bukan?
2)       Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya :
           Ia dilahirkan pada tahun 1972 (?)
           Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

b.   Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya :
           Alangkah seramnya peristiwa itu!
           Bersihkan kamar itu sekarang juga!
           Masakan!
           Merdeka!


c.    Tanda kurung ((…))
1)        Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2)        Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya :
Sejak trenggano yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat table 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3)        Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya :
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
          Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4)        Tanda kurunga mengapit huruf atau kata atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya :
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

d.      Tanda petik (“…”)
1)        Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
          “Saya belum siap,” kata Mulyani.
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”
2)        Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
Misalnya :
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3)        Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
4)        Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya :
          Kata Muhammad, “Saya juga minta satu.”
5)        Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalim  ditempatn=kan di belakang tanda petik yang menhgapit kata aatau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.

5.      Tanda garis miring dan apostrof
a.      Tanda garis miring (/)
1)      Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.


Misalnya :
           No 7/PK/1973
           Jalan Kramat III/10
           Tahun Anggaran 2010/2014
2)      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
Misalnya :
           Dikirimkan lewat darat/laut.
           (lewat darat atau lewat laut)
           Harganya Rp 25,00/lembar.
           (harganya Rp 25,00 tiap lembar).

b.      Tanda apostrof (‘)
Tanda apostrof atau penyingkat menunnjukkan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya :
     Ali ‘kan kusurati         (‘kan = akan)
     Malam ‘lah tiba           (‘lah = telah)
     1 Januari ’88                (’88 = 1988)

6.      Tanda kurung siku ([…])
a.       Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya :
     Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
             Tanda baca mempunyai banyak jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi, berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan , dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi.

B.   SARAN
Sebagai Mahasiswa, kita harus memahami cara menggunakan tanda baca yang baik dan benar , untuk memberi bekal kepada kita untuk menjalani masa kuliah selanjutnya yang penuh dengan tugas yang menuntut kemampuan dalam berbahasa yang baik dan benar baik lisan maupun tertulis.
Dan kemampuan berbahasa yang benar dapat diperoleh melalui pembiasaan, pembiasaan menulis dan pembiasaan mempraktekan kemampuan berbahasa indonesia yang benar dalam kehidupan sehari –hari.





DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sudarin. 2012. Bahasa Indonesia. Metro : STAIN Jurai Siwo

Sudarsan, Gunawan. 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Yogyakarta: IndonesiaTera